Thursday, December 15, 2011

[Review] Call of Duty: Modern Warfare 3



PROLOG
Walaupun sempat mengalami konflik internal yang parah pada tahun lalu, akhirnya Infinity Ward (IW) berhasil menyelesaikan seri kedelapan dari game 1st person shooter yang sangat terkenal di dunia, Call of Duty Modern Warfare 3 (COD 8/MW 3) pada bulan ini, dengan tepat waktu tanpa ada penundaan jadwal perilisan yang lama.
Mereka berhasil mengembangkan COD 8 berkat bantuan dari beberapa pengembang game lainnya, diantaranya ialah Sledgehammer Games dan Raven Software. Akankah bantuan dari ketiga pengembang game besar itu (ups, Sledgehammer itu masih pengembang game baru) bisa menjadikan COD 8 menjadi game yang jauh lebih bagus daripada seri-seri COD terdahulu atau menjadi game yang lebih bagus daripada Battlefield 3 (BF 3)?




STORYLINE
COD 8 ini masih mengambil tema perang modern yang sama seperti seri MW 1 dan 2, yakni perang di masa kini atau bisa dibilang bertemakan pada era waktu yang tak jauh dari masa sekarang. Alkisah, mantan anggota Pasukan Task Force 141 Kapten John "Soap" MacTavish, mantan pasukan SAS Kapten John Price dan informan asal Russian sekaligus teman dekat dari Kapten Price, si "Nikolai", ketiganya menjadi buronan internasional seusai membunuh Letnan Jendral Sheperd. Si Kapten Soap yang terluka parah sehabis di tusuk oleh Sheperd, sedang menjalani pengobatan di suatu wilayah di satu desa terpencil di India, namun mereka mendadak di serang oleh sekelompok Pasukan Ultranasionalis Rusia, yang dipimpin oleh sang teroris besar, Vladimir Makarov. Mau tak mau, Kapten Price menugaskan Yuri, seorang mantan anggota pasukan Spetsnaz untuk membantu mengevakuasi kembali si Kapten Soap, ke tempat aman lainnya. Mereka berdua secara bahu membahu beserta beberapa pasukan khusus Amrik lainnya yang masih setia dengan Kapten Soap dan Price, saling berjuang bersama untuk mengalahkan pasukan Rusia tersebut.

Sementara itu di saat yang hampir bersamaan, angkatan perang Amrik sedang berusaha mati-matian untuk menghancurkan kekuasaan militer Rusia di Kota New York. Maka Pentagon juga memerintahkan pasukan Delta Force untuk membantu pasukan Amrik lainnya dalam pertempuran tersebut. Satu diantara anggota Delta Force itu ialah Sersan Derek "Frost" Westbrook, yang ikut bertempur di salah sudut New York itu, terutama berperang di gedung Bursa Saham New York. Beberapa bulan kemudian, perang besar antara Amrik dengan Rusia mulai surut dan pihak Presiden Rusia sendiri, Boris Vorshevsky berniat mau berdamai dengan pihak Amrik di KOta Hamburg, Jerman. Sayangnya, perjalanannya terhambat gara-gara pembajakan oleh para anak buah Makarov dan ia sendiri berhasil diculik, sehingga perundingan damai antara Rusia dan Amrik menjadi tak menentu. Di kemudian hari usai drama penculikan, pasukan ultranasionalis Rusia sukses menyusup jauh ke berbagai ibukota negara di Eropa Barat, dan melancarkan serangan senjata pemusnah massal berupa bom kimia.

Akibatnya, banyak warga sipil menjadi korban tewas dan pasukan militer Rusia melancarkan invasi militer secara mendadak ke benua Eropa. Perang Dunia III pun meletus di Eropa. Wow, benar-benar super, ohohoho... Dalam beberapa hal, tema perang dunia III dalam mode single player (SP) itu sekilas sama seperti apa yang telah terjadi di BF 3. Bedanya kalau di mode single player BF 3, gamer bisa mencegah kemunculan Perang Dunia III sebagai hasil dari penyerbuan Amrik ke Iran yang diduga menyembunyikan senjata nuklir serta dipimpin oleh seorang teroris. Maka di COD 8, gamer takkan bisa mencegah kemunculan perang dunia III, gara-gara Rusia berhasil menyerang Amrik dan Eropa secara tiba-tiba. Di game BF 3, akan terlihat sosok negara Amrik yang benar-benar negara superpower dengan para tentara biasa yang super hebat, karena mampu mencegah munculnya ledakan nuklir secara tepat waktu. Tetapi di COD 8, semua sifat dari karakter utama terlihat lebih membumi, bahkan negara Amrik sejak seri MW 1 yang terlihat sangat kuat, bisa dibuat terlihat tak berdaya, bahkan hingga ke seri MW 2 dan 3 ini.

Yup, pihak IW mampu menggambarkan bahwa Amrik itu bukanlah negara superkuat seperti yang terlihat di berbagai game action shooter bertema militer Amrik ataupun film-film action Holiwood lainnya. Pihak Amrik gagal mencegah ledakan nuklir di suatu negara Arab (Irak???), lima tahun kemudian mereka gagal menangkal invasi Rusia ke tanah airnya sendiri, bahkan mereka juga sekaligus harus berjuang mati-matian membantu para negara sekutunya di benua Eropa dalam menghadapi serbuan militer secara masif oleh Rusia, yang melakukan perang konvensional. Sebagaimana tradisi dari berbagai seri COD yang telah berlalu, gamer akan memerankan berbagai karakter yang berbeda, selain si Yuri dan Frost, gamer juga akan berperan sebagai anggota SAS, Sersan Marcus Burns dan Andrei Harkov, seorang anggota Pasukan Pengawalan Presiden Rusia. Keempat karakter itu akan memberikan berbagai sudut pandangan akan pengalaman Perang Dunia III yang berbeda-beda. Kapten Soap kini hanya menjadi NPC, sama halnya dengan si Nikolai, bagaimana dengan Kapten Price?? Gamer baru bisa memerankannya di akhir cerita saja.







...................................
selengkapnya baca di sini: gamexeon.com

No comments:

Post a Comment